Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, pasar ekuitas global justru mengalami perbaikan kuat. Nilai market cap perusahaan-perusahan yang masuk 10 perusahaan raksasa dunia terus meningkat bahkan diantaranya beberapa berhasil memecahkan rekor.
Ada sebuah data menarik dari PWC (Price Waterhouse Coopers), salah satu perusahaan akuntan ternama di dunia memiliki data menarik terkait market cap dari perusahaan-perusahaan publik di dunia. Hal tersebut tentunya menarik dimana kita bisa mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang dipercaya oleh publik tersebut.
Berikut ini adalah data dari 10 perusahaan dengan market cap terbesar di dunia:
Nama | Lokasi | Industri | Market Cap (USD) |
Apple Inc | Amerika Serikat | Teknologi | 2,1 Triliun |
Saudi Aramco | Arab Saudi | Energi | 1,9 Triliun |
Microsoft Corp | Amerika Serikat | Teknologi | 1,8 Triliun |
Amazon.com Inc | Amerika Serikat | Teknologi | 1,6 Triliun |
Alphabet Inc | Amerika Serikat | Teknologi | 1,4 Triliun |
Facebook Inc | Amerika Serikat | Teknologi | 839 Miliar |
Tencent | China | Teknologi | 753 Miliar |
Tesla Inc | Amerika Serikat | Teknologi | 641 Miliar |
Alibaba Group | China | Teknologi | 615 Miliar |
Berkshire Hathaway | Amerika Serikat | Investasi & Keuangan | 588 Miliar |
Dalam ranking 10 besar tersebut, Apple memimpin dengan nilai market cap mencapai USD 2 Triliun, nilainya hampir 4x lipat dari Berkshire Hathaway milik Warren Buffet. AS menjadi negara yang paling banyak memiliki perusahaan raksasa dimana ada 7 perusahaan yang masuk dalam daftar 10 besar tersebut.
Sementara itu sisa 3 perusahaan berasal dari Asia yaitu Arab Saudi dengan perusahaan minyak Aramco dan dua perusahaan dari China, yaitu Tencent dan Alibaba Group.
Sektor teknologi masih mendominasi daftar perusahaan raksasa di atas, Tesla sendiri memiliki pertumbuhan paling tinggi dengan pertumbuhan hingga 565%, yang mungkin saja membuat pemilik Tesla, Elon Musk menjadi manusia paling kaya di dunia.
Jika dirinci hingga daftar top 100 perusahaan maka perusahaan di industri health care, utilities, dan energi mengalami penurunan, hal tersebut artinya para investor saham tidak begitu percaya dengan perusahaan-perusahaan di sektor industri tersebut.
Kondisi Covid-19 yang sudah mengalami penurunan di beberapa bagian dunia, kecuali India dan Indonesia membuat angka market cap ini bisa saja berubah ke depannya.