Sebuah kesalahan bodoh dilakukan seorang gadis di kota Saint Cadou, dimana akibat kesalahannya itu menyebabkan kecelakaan beruntun event balap sepeda dunia, Tour de France. Wanita berusia 30 tahun itu membuat kesalahan fatal dengan memegang poster di samping jalan, namun terlalu dekat dengan track balap sehingga menyebabkan puluhan peserta Tour De France terjatuh.
Tindakan ceroboh ini membuat panitia penyelenggara Tour de France menyatakan hal ini merupakan kecelakaan terburuk yang pernah terjadi di ajang kompetisi sepeda ternama tersebut. Lalu bagaimana nasib wanita yang menyebabkan kecelakaan serius tersebut? Dia bisa saja mendapatkan hukuman pengadilan apabila panitia Tour De France mempertahankan gugatannya, namun kabarnya tim Tour De France sudah mencabut gugatan mereka kepada wanita tersebut. Kendati begitu, apabila jaksa yang menyelidiki kasus ini memeriksa ada kesalahan dan ingin menindak pelaku, maka negara akan menuntut hukuman kepada wanita itu.
Kejadian ini berlangsung pada Sabtu (26 Juni 2021), tepatnya di kota Saint Cadou, sekitar 30 mil dari Brest menuju Landerneau. Pasca kejadian, wanita ini sempat melarikan diri karena merasa tidak enak sudah membuat kecelakaan. Namun karena ada rekaman kamera di mana-mana maka si wanita berhasil diamankan pihak kepolisian saat ini.
Wanita berusia 30 tahun yang tidak diketahui namanya ini tidak memiliki catatan kriminal. Namun karena ulah cerobohnya tersebut, dia berpotensi terkena hukuman 2 tahun. Mungkin bukan hukuman penjara dan bisa diganti sanksi atau kerja sosial selama masa hukuman tersebut.
Wanita tersebut sebenarnya hanya mencoba eksis dengan ramainya venue dan eksposure jurnalis dari berbagai dunia. Dia yang menyaksikan langsung balapan sepeda ini pun ingin eksis, dia berdiri di tepi jalan untuk memperlihatkan poster bertuliskan “Pergi, Nenek dan Kakek” namun sangat dekat dengan para pembalab sehingga berbenturan dengan salah satu pesepeda.
Pembalap yang jatuh pertama kali adalah pembalap asal Jerman, Tony Martin. Setelah Martin terjatuh, otomatis jalur yang sempit itu menjadi ranjau bagi pesepeda lainnya sehingga banyak sepeda yang saling bertumpuk dan pembalap terluka.
Keisengan yang berawal dari hanya ingin menyampaikan pesan kepada kakek-neneknya melalui kamera TV, akhirnya membuat banyak orang menderita. Bahkan polisi harus mewawancarai banyak saksi, memeriksa rekaman kamera, hingga akhirnya sang wanita menyerahkan diri.